One Night in Orsk: Horrorstore's Review

 


Judul                      : Horrorstöre 

Penulis                   : Grady Hendrix 

Tahun                     : 2014 

Jumlah Halaman    : 248 hlm.


Pernah membayangkan gak, kalau kamu harus nginep satu malam di IKEA? Atau bagaimana sih, keadaan gedung-gedung besar dan pusat perbelanjaan pada malam hari? Setelah semua pekerja dan pengunjung pulang ke rumah mereka masing-masing? Yup, pasti seram banget!


Sinopsis Buku

Horrorstöre karya Grady Hendrix menceritakan pengalaman menginap di sebuah toko retail furniture bernama Orsk di Ohio dalam satu malam. Bermula dengan permintaan Basil yang merupakan Store Manager kepada dua karyawannya, Amy dan Ruth Anne untuk menangkap basah pelaku yang telah merusak barang-barang di Orsk. Saat itu, properti yang dijual di Orsk banyak yang mengalami kerusakan secara misterius dan tiba-tiba, sehingga Basil diminta untuk menyelidikinya. Ruth Anne tidak mampu menolak dan Amy yang membutuhkan uang akhirnya menyetujui permintaan Basil tersebut.

Pada awalnya, suasana seram hanya terjadi kecil-kecilan saja. Goresan di kaca hingga bau busuk menyengat membuat ketiganya semakin penasaran dan mulai merinding. Namun kemudian Amy, Basil, dan Ruth Anne bertemu dengan Trinity dan Matt yang ternyata sedang melakukan pencarian hantu di perusahaan tersebut. Basil yang tidak menyangka bertemu dengan Trinity dan Matt akhirnya meminta mereka untuk menghentikan pencarian hantu dan membantu mencari siapa perusak properti selama ini. Setelah pencarian berakhir, Basil kemudian menunggu kedatangan polisi dan meminta semua orang agar tetap ruangan tersebut.

Namun, karena merasa tidak menemukan apa yang mereka cari, Trinity dan Matt memutuskan untuk melakukan ritual pemanggilan arwah di ruangan tersebut. Sejak saat itu suasana mulai berubah kembali. Amy, Basil, Ruth Anne, Trinity, dan Matt mulai mengalami berbagai kejadian aneh yang berbahaya dan menyeramkan. Dengan keberanian, mereka berusaha menyelamatkan diri sendiri.

Review (spoiler alert)

Berbeda dengan buku horror lainnya, Horrorstöre menyajikan cerita dengan ketegangan dan suasana seram yang unik. Jika biasanya tema cerita adalah ‘rumah berhantu’, Grady Hendrix membawakannya dengan cara berbeda dan tidak biasa. Siapa yang menyangka sebuah perusahaan furniture bisa menjadi tempat menakutkan?

Selain dengan cover yang menarik, buku ini juga berkonsep seperti sebuah katalog. Setiap bab dimulai dengan gambar dan penjelasan produk-produk Orsk. Di bab-bab awal, produk yang ditawarkan masih normal-normal saja, namun menuju bab akhir produknya mulai menyeramkan dan tidak wajar. Sesuai dengan alur buku yang semakin lama semakin menegangkan. Unik gak, sih?

Di sisi lain, saya sempat kewalahan dengan narasi-nya. Maklum, bahasa Inggris kan bukan bahasa ibu, alhasil saya harus sering buka kamus untuk mencari terjemahan katanya. Menurut saya, Horrorstöre tidak cocok untuk para pemula yang ingin belajar bahasa Inggris melalui buku bergenre horror meskipun ya bisa dibilang buku ini cukup pendek.

Meskipun begitu, saya masih bisa menangkap unsur komedi dalam buku ini. Ada beberapa percakapan yang membuat saya tersenyum meskipun ketakutan seperti saat Ruth Anne berpura-pura kesurupan dalam ritual pemanggilan arwah, atau saat Amy mengeluh bahwa dia akan hidup di Orsk selamanya.

“…stuck on the hamster wheel forever, stuck in retail forever, stuck at Orsk forever”

Setiap tokoh juga memiliki karakter yang unik dan cukup diverse. Amy dengan gaya sarkastiknya, Basil yang terlalu penurut dan patuh terhadap Orsk, Trinity yang centil dan mampu memikat banyak lelaki, Matt yang menyukai Trinity dan bersedia melakukan apapun untuknya, serta Ruth Anne yang hingga akhir hayatnya selalu bersikap baik kepada siapapun. Meski karakter Amy dan Basil yang paling terlihat menonjol, namun penulis tetap memberi perhatian pada tokoh-tokoh lain.

Dengan alur yang hanya terjadi semalam, buku ini cukup mampu memberikan sensasi seram dan menegangkan. Konsep buku yang unik dengan karakter-karakter yang menarik tidak membuat saya cepat bosan saat membacanya, apalagi dengan selingan humor-humor sarkastik di dalamnya. Untuk itu, buku ini saya beri rating 4/5. 


Komentar