Hai, semuanya! Sudah lama banget gue gak posting review buku. Niatnya mau lebih rajin lagi di tahun ini, sih. Tapi ternyata malah lebih sibuk lagi. Jadi, kali ini gue ingin memberikan ulasan pada sebuah buku fiksi-sejarah. Karena bukunya serius banget dan memang sudah gue ulas di salah satu platform baca digital, jadi kali ini gue akan memberikan review dengan bahasa yang serius. Gak nyeleneh juga. Sooo, here is for you.
Judul : Pangeran dari Timur
Ringkasan Novel
Review Buku
[spoiler alert]
It always take me so long to read historical fiction books.
Tidak jauh berbeda dengan pengalaman saya membaca
buku Pangeran dari Timur. Dengan genre fiksi-sejarah, buku ini membawa kita
menyelami dua cerita di waktu dan tempat yang berbeda. Di bab awal buku, pembaca
disuguhkan dengan cerita seorang pemuda dan gadis yang dipertemukan pada malam tahun
baru di abad ke-20. Ratna yang kala itu sangat tertarik dan ingin mendalami
seni lukis diperkenalkan dengan Syamsudin, seorang arsitek yang merupakan penikmat
seni. Pada jumpa pertama tersebut, mulai tumbuh rasa suka pada rupa dan semangat
sang juwita. Tidak disangka, Ratna dan Syam ternyata memiliki persamaan
terhadap tokoh seni yang disukai, yaitu Raden Saleh. Karena ingin bertemu, Syam
pun selalu mencuri kesempatan berbicara untuk membahas tokoh kebanggaan
tersebut. Menariknya, saat sedang asik dengan kisah Ratna dan Syam, saya ternyata
diajak untuk mundur 100 tahun sebelumnya. Sempat merasa bingung, namun akhirnya
saya sadar bahwa penulis juga membawa kita ke belakang untuk melihat kisah
hidup sang Pangeran dari Timur, yaitu Raden Saleh pada abad ke-19. Di mulai
saat Raden Saleh berumur sembilan tahun dan berguru di Bogor oleh Tuan Payen.
Pada awalnya, buku ini mungkin akan terasa
membosankan. Dengan istilah-istilah rumit yang mungkin bagi beberapa orang akan
terasa asing. Namun, disini penulis dengan cermat memainkan alur waktu agar
pembaca tidak merasa bosan. Kita diajak bolak-balik untuk memahami sosok Pangeran
dari Timur dan juga menyelami romansa hidup Ratna dan Syam. Dengan riset yang
mendalam, penulis buku ini juga sangat apik menggambarkan berbagai peristiwa sejarah
yang terjadi, seperti Perang Jawa 1825, Pemberontakan PKI tahun 1926, Revolusi
Eropa tahun 1848, Kependudukan Jepang tahun 1941, dan peristiwa lainnya. Selain
peristiwa, tokoh sejarah lainnya juga banyak disinggung dalam buku ini, seperti
Soekarno, Tan Malaka, Vernet, Delacroix, hingga penulis favorit saya Alexandre
Dumas yang sempat beberapa kali disebut. Jadi, cerita ini juga tidak melulu
tentang Raden Saleh, sang Pangeran dari Timur versi Syam. Ide-ide nasionalis
dan komunis, pertentangan mengenai cara berlaku dan memperoleh kemerdekaan juga
digambarkan dengan cukup baik, yang tersirat maupun tersurat.
Detail-detail yang begitu runut dan teratur
membuat saya kagum sendiri, bagaimana bisa cerita yang membosankan saat saya
kuliah bisa menjadi sebuah cerita yang seru dalam buku ini. Kelebihan lain dalam buku ini menurut saya
adalah mampu dengan baik menggambarkan sejarah seni, terutama seni lukis
walaupun tidak seluruhnya. Perasaan yang saya dapatkan ketika membaca buku Dan
Brown, namun versi Indonesia. Saat membaca buku ini juga kita harus siap
tersambung dengan internet agar bisa mencari tahu gambar dari lukisan yang
dimaksudkan penulis. Meski begitu, saya tidak merasa kerepotan dengan hal
tersebut. Malah banyak memberi wawasan mengenai sosok Raden Saleh dan jiwa
seninya. Kekurangan dari buku ini menurut
saya banyak istilah-istilah rumit dan penjelasan dalam dialog yang terasa terlalu
detail, sehingga beberapa percakapan terasa kering. Beberapa dialog terlihat
seperti penjelasan buku teks atau Wikipedia. Pada pertengahan bab juga cerita mulai membosankan, namun terbantu dengan kejadian-kejadian di abad ke-20 yang tidak banyak menggunakan penjelasan. Selain dari itu, buku ini cukup bagus! Saya beri 4 dari 5 bintang yang ada di dunia.
Komentar
Posting Komentar