I'm Thinking of Ending Things: Bukan Cerita Putus Cinta Biasa

 

sumber: goodreads


Judul                 : Im Thinking of Ending Things
Penulis              : Iain Reid
Tahun Terbit    : 2016
Halaman           : 241 hlm


"I’m thinking of ending things. Once this thought arrives, it stays. It sticks. It lingers. It’s always there. Always."

Sebuah novel karya Iain Reid ini boleh kita beri tepuk tangan dan helaan napas sekencang-kencangnya. Untuk kalian yang belum baca novel dengan genre horror-thriller ini, jangan coba-coba untuk lanjut baca blog ini karena akan ada spoiler di seluruh tulisan ini. 

Jadi, novel I'm Thinking of Ending Things ini sebetulnya sudah keliatan creepy ya kalau di lihat dari covernya. Sebuah mobil yang tertumpuk salju di tengah lapangan gelap, atau cover edisi lain yang menunjukkan gambar dari sudut pandang seseorang yang mengendarai mobil di tengah badai salju. Coba bayangkan saja, untuk apa keluar mengendarai malam-malam di tengah salju?

Selanjutnya, setelah cukup penasaran dengan berbagai review dari para booktuber, dan memang novel ini akan segera diangkat menjadi film, maka saya memutuskan untuk membaca buku ini. Dan ternyata tidak sia-sia banget kok.

Novel ini sebenarnya menceritakan tentang seorang perempuan yang ingin memutuskan pacarnya, Jake. Namun, saat mengalami perasaan maju-mundur, Jake malah mengajak perempuan ini untuk bertemu dengan kedua orang tua di pedesaan. Sang perempuan ini akhirnya setuju dengan ajakan Jake dan mereka kemudian pergi ke rumah orang tuanya. Namun, saat di perjalanan, sang perempuan ini selalu di teror oleh telepon aneh yang masuk dengan namanya sendiri. Selain itu, keanehan juga mulai terjadi saat perempuan ini berada di basement rumah keluarga Jake. Karena merasa tidak nyaman, ia kemudian meminta Jake agar segera pulang kerumah. Saat di perjalanan pulang, barulah hal-hal yang tidak wajar terjadi.

[spoiler alert]

Dari awal buku, novel ini tidak menyajikan atau menggambarkan keadaan yang sangat seram sama sekali. Memang ada beberapa kejadian seram seperti perasaan sang perempuan yang merasa di perhatikan oleh orang lain, atau kejadian teror telpon dengan nama sang perempuan itu sendiri, tapi menurut saya hal tersebut masih kurang menyeramkan. Hanya bikin penasaran saja, kira-kira kenapasih?

Selain itu, cerita tentang perkenalan awal sang perempuan dengan Jake dijelaskan sangat ceria, seperti orang dewasa yang umumnya menemukan pasangan baru. Jake digambarkan sebagai sosok yang humoris, pintar, dan senang membaca, sedangkan sang perempuan digambarkan sebagai tokoh yang lebih sering memperhatikan, senang mengobrol, dan humoris. Mereka berdua pun akhirnya selalu bersama sejak pertemuannya pertama kali di sebuah klub. Namun, seperti pasangan pada umumnya, Jake ternyata sama membosankan walaupun terkadang menyenangkan. Sang perempuan sudah berkali-kali ingin mengakhiri hubungan dengan Jake sejak ia mengetahui kebiasaan dan sikap Jake yang menyebalkan. Hebatnya Reid adalah, ia menggambarkan Jake sebagai sosok yang aneh dan misterius dalam cara yang tidak terduga, hal itu lah yang membuat buku ini kemudian sedikit menyeramkan.

Sang perempuan disini dijelaskan ingin mengakhiri hubungan dengan Jake karena merasa hubungan mereka tidak akan berjalan kemana-mana, namun dalam bukunya, Reid seperti membawa suasana bahwa Jake adalah orang yang menyenangkan, sedikit perhatian, dan mampu beradaptasi dengan cerita-cerita sang perempuan, sehingga masih kurang terasa kesan bahwa perempuan ini bosan terhadap Jake dan ingin putus dengannya. 

Nuansa seram dalam ceritanya baru terasa saat Jake mulai membawa sang perempuan melihat-lihat keadaan rumah orang tua Jake. Reid mampu menggambarkan situasi seram dengan kondisi kandang-kandang babi, domba, dan ayam yang sangat gelap dan menakutkan. Bahkan bagi para binatang. Suasana seram juga mulai dibangun saat sang Perempuan merasa melihat foto dirinya sendiri di ruang tamu, mendengar percakapan orang tua Jake di dapur dan tidak sengaja bertemu dengan ayah Jake di kamar. Segala percakapan yang terjadi di rumah itu sudah di pastikan menakutkan jika saya berada di posisi sang Perempuan. Ditambah dengan ulah pegawai-pegawai Dairy Queen saat Jake dan pacarnya membeli es krim dimana mereka bersikap ganjil dan merasa ketakutan dengan Jake. Wah si Jake ini mau ngapain sih? 

Kemudian Jake memaksa sang perempuan untuk mampir di sebuah sekolah demi membuang sampah bekas Dairy Queen yang tidak habis. Reid disini mampu membuat kita geregetan dengan ulah Jake yang aneh, ditambah dengan tokoh tambahan, Petugas Kebersihan sekolah yang menjadi tokoh menakutkan yang meneror Jake dan Sang Perempuan. 

Jujur setelah bagian sang perempuan masuk ke dalam sekolah untuk mencari Jake, selanjutnya saya tidak tahu bisa berkata apa. Pada akhirnya, Jake, Sang Perempuan, dan Petugas Kebersihan merupakan satu orang yang sama. Segala adegan yang saya jelaskan tadi ternyata adalah sebuah imajinasi belaka. Aduh, buku ini susah dijelaskan kalau bukan kalian sendiri yang baca. 

Buku ini sebenarnya bagus, saya suka dan saya beri rating 3,5 dari 5 bintang. Buku ini ternyata menceritakan hal yang gloomy, depressed, and lonely in the good way. Saya suka dengan metafora atau imajinasi yang membuat pembaca harus lebih teliti dengan detail-detail yang digambarkan oleh Reid, walau memang saya sendiri baru ;ebih mengerti setelah nonton filmnya di Netflix. Saya pikir eksekusi cerita lebih baik di buku jika di bandingkan dengan filmnya, namun kesan yang seram dan suram lebih di dapat di filmnya. Konsep awal yang saya kira bahwa tokoh utama itu berpikir tentang mengakhiri sebuah hubungan malah berputar balik menjadi ingin mengakhiri segalanya, kehidupannya. Makanya, tokoh utama nanti diceritakan bunuh diri dalam sebuah percakapan lain yang mengisi beberapa lembar buku. Kalau kalian lebih teliti, pasti bisa tau siapa yang diceritakan dalam penggalan percakapan di buku tersebut.

Buku ini cuma 241 halaman, singkat dan menarik, jadi menurut saya cocok untuk kalian yang memang penasaran atau mau mengisi koleksi bacaan di musim hujan ini. 




Catatan: Saya memberikan nama tokoh sang perempuan karena menurut beberapa sumber, pikiran Jake tidak pernah tau siapa nama perempuan tersebut.

Komentar

  1. kak "baru lah"nya seharusnya "barulah" yaaa hehe btw bagus reviewnya aku suka bahasanya!

    BalasHapus

Posting Komentar