Being Young and Old: Review

 


While We're Young (2014)
Directed by Noah Baumbach

“No… he’s not evil, he’s just young”

Film yang satu ini saya temukan tidak sengaja di tengah tumpukan film-film yang dibintangi oleh Adam Driver. Setelah menonton salah satu film yang berjudul Annette, saya mulai penasaran dengan film-film yang diperankan olehnya. Bertemulah saya dengan While We’re Young yang diperankan oleh banyak aktris dan aktor papan atas.

Sinopsis Film 
spoiler alert

Film ini bermula saat Josh (Ben Stiller) dan Cornelia (Naomi Watts) sedang mengasuh anak dari teman mereka, Fletcher (Adam Horovitz) dan Marina (Marria Dizzia). Melihat kehidupan temannya tersebut, Josh dan Cornelia merasa tidak cocok dengan keberadaan seorang anak dan merasa puas dengan kehidupan mereka saat ini. Keduanya mengubur keinginan tersebut dengan meyakinkan satu sama lain.

Josh yang merupakan seorang pembuat film dokumenter dan seorang dosen bertemu dengan sepasang anak muda yang sangat mengaguminya, Jamie (Adam Driver) dan Darby (Amand Seyfried). Mulanya, Cornelia tidak menyukai fakta bahwa Josh berteman dengan anak muda seperti Jamie. Namun, setelah beberapa kali menghabiskan waktu bersama, Josh dan Cornelia mulai menyukai mereka dan berbagai kegiatannya. Josh dan Cornelia mulai merasa berbeda setelah melalui hari-hari dengan kegiatan yang asing bagi mereka, kegiatan yang dilakukan banyak anak muda seperti Jamie dan Darby. Jamie sangat mengagumi karya-karya Josh dan sebaliknya, Josh menyukai ide-ide kreatif Jamie dan juga semangat mudanya.

Setelah beberapa lama, hubungan persahabatan mereka menjadi aneh. Jamie seakan memanfaatkan berbagai link yang Josh miliki hingga ia merasa tersisihkan dalam dunia dokumenter. Frustasi akan keadaan tersebut, Josh akhirnya berusaha mencari tau hal-hal aneh yang luput dari pengetahuannya saat proses pembuatan film sebelumnya dan membuktikan bahwa Jamie tidak lebih baik darinya.

Review Film

Film yang disutradarai oleh Noah Baumbach ini banyak bercerita tentang bagaimana pergulatan hidup seorang yang sudah tidak muda lagi. Hal tersebut sangat digambarkan dengan jelas melalui kehidupan Josh dan Cornelia. Mereka merasa puas dengan kehidupan yang monoton dan hanya fokus pada pekerjaan masing-masing, namun di sisi lain juga menginginkan hal yang baru secara tidak sadar. Dengan umur yang sudah tidak muda lagi dan teman-teman yang sudah memiliki anak, Josh dan Cornelia mulai kebingungan dengan siapa mereka harus bersosialiasi. Keberadaan Jamie dan Darby kemudian menjadi pelarian yang tepat bagi Josh dan Cornelia. Melihat semangat mudanya, kegiatan mengasyikkan yang sudah lama tidak mereka jalani, prinsip hidup yang lebih bebas membuat Josh dan Cornelia nyaman dengan keadaan semu tersebut. Pada saat Josh sadar bahwa ia hanya dimanfaatkan oleh Jamie, ia kemudian berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari semua orang bahwa yang benar hanyalah dirinya. Namun, Josh tidak mendapatkannya seberapa keras usaha ia untuk membuktikannya. Setelah itu, Josh sadar bahwa semakin tua banyak hal yang berubah.

Meskipun 30 menit pertama saya sempat merasa bosan, namun menurut saya film ini masih worth it untuk ditonton. Setiap karakter diberi porsi yang cukup untuk menggambarkan isi film ini dan tidak mengesampingkan tokoh Josh dan Cornellia sebagai tokoh inti dari cerita. Pengembangan karakter juga saya rasa cukup baik karena memang cerita lebih kepada bagaimana tokoh-tokoh ini beradaptasi dengan masing-masing generasi. Hal yang kurang saya sukai adalah bagaimana beberapa transisi dari scene satu ke scene yang lain kurang nyaman dan terasa tiba-tiba, sehingga terasa aneh bagi saya. Namun sebagai orang awam dan tidak terlalu mengerti urusan teknis, hal tersebut masih bisa ditoleransi mengingat cerita yang diusung juga cukup menarik bagi saya.

Jiwa Muda dalam Diri Dewasa

Faktanya, kamu tidak pernah terlalu tua untuk merasa muda. Dalam laman yang saya baca di internet, banyak orang yang merasa bahwa semakin tua maka mereka juga akan merasa semakin muda. Hal inilah yang saya rasa menggambarkan Josh dan Cornelia dalam film While We’re Young. Dengan hangout bersama anak-anak muda, mereka merasakan hal baru yang sebenarnya mungkin saja telah mereka rasakan waktu itu. Berbeda dengan pasangan berumur tersebut, Jamie dan Darby menurut saya cukup pintar sebagai kaum muda. Mereka bisa memanfaatkan berbagai kesempatan dan juga belajar dari orang-orang sekitar yang sudah memiliki lebih banyak pengalaman. Maka bukan salah Jamie bahwa ia kemudian bisa menarik simpati orang lain atas karyanya – dibalik semua kelicikannya.

Film ini memberikan kenyataan pahit bahwa semakin tua kita memang akan semakin tersisihkan oleh generasi muda dengan ide-ide baru yang lebih kreatif. Tanpa sadar bukan manusia tersebut yang jahat telah menyisihkan mereka, namun begitulah hidup berjalan. Untuk itu, While We’re Young saya beri rating sebesar 4 dari 5 bintang dan buat kalian yang penasaran, bisa tonton film ini di Catchplay ya!

Komentar