Kembali ke Jejak Lalu Melalui Sebuah Kopi




Judul Buku     : Before the Coffee Gets Cold
Penulis             : Toshikazu Kawaguchi, Geoffrey Trousselot (Translator)
Tahun Terbit  : 2015
Halaman         : 208 halaman


What would you change if you could go back in time?



Pertama kali mengetahui keberadaan buku ini melalui booktuber yang banyak mereview hasil bacaan bulanan mereka. Mulanya sih, saya sedikit tertarik karena; pertama, judulnya yang sedikit aneh dari sekian banyak buku yang suka bawa-bawa kata Coffee; kedua, mungkin karena covernya juga yang warnanya biru dan saya memang suka warna biru sih (maaf ini alasan paling subjektif, haha); ketiga, penulisnya dari Jepang dan saya memang masih jarang baca buku-buku karya penulis Jepang. Jadi saya langsung memutuskan, kenapa engga coba aja? Setelah saya membaca sinopsisnya di google, sempat sedikit ragu karena jujur saya sendiri tidak terlalu suka genre novelnya seperti ini. Tapi karena ceritanya yang menarik banget jadi beneran saya baca deh bukunya.

           Sebagai pembukaan dari novel ini, cerita pertama datang dari sepasang kekasih (The Lovers) yang harus mengakhiri kisah cinta mereka dalam sebuah kafe kecil. Fumiko dan Goro merupakan sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan selama kurang-lebih tiga tahun dan harus mengakhiri kisah cintanya karena Goro harus pergi ke Amerika. Mulailah rasa frustasi Fumiko muncul setelah seminggu kemudian dan memutuskan untuk kembali ke kafe tersebut. Ternyata, kafe yang menjadi tempat naas kisah cinta mereka terkenal dengan legenda atau cerita bahwa kafe tersebut dapat membuat orang bisa kembali ke masa lalunya. Dengan cara yang bagus, Toshukazu disini mampu mengenalkan tokoh-tokoh pendukung lainnya dalam membangun karakter Fumiko dan tempat tersebut. Meski dengan beberapa syarat yang menurut Fumiko tidak masuk akal, ia tetap berkeras untuk kembali ke masa lalu dan bertemu kembali dengan Goro.

            Cerita kemudian berlanjut dan berganti tokoh utama (Husband and Wife), Fusagi dan Kohtake yang merupakan sepasang suami-istri. Mereka merupakan salah satu pengunjung yang rutin datang sejak menemukan kafe kecil tersebut saat musim panas, terlebih lagi jarak kafe yang dekat dengan tempat kerja Kohtake yang merupakan seorang perawat. Namun, sayangnya Fusagi mengalami sakit sehingga melupakan Kohtake yang menjadi istrinya. Fusagi kerap datang sendiri dan menunggu hingga malam demi mendapat giliran untuk dapat pergi ke masa lalu dan memberikan sebuah surat untuk istrinya, Kohtake. Dengan kondisi tersebut, kira-kira Fusagi mampu pergi ke masa lalu gak ya?

            Selesai dengan kisah mengharukan Fusagi dan Kohtake, pengunjung kafe selanjutnya adalah Hirai (The Sisters). Hirai merupakan seorang putri sulung yang memliki sebuah bar dekat kafe kecil tersebut, oleh karena itu rutin baginya untuk datang kesana setiap hari. Hirai sendiri sebenarnya merupakan seorang putri kaya yang memiliki penginapan, namun karena keinginannya untuk hidup bebas maka Hirai pergi meninggalkan kewajibannya dan digantikan oleh adiknya, Kumi. Kumi yang selalu datang mengunjungi Hirai dan meminta ia pulang kerumah tiba-tiba mengalami kecelakaan dan membuat penyesalan mendalam bagi Hirai. Dengan bantuan kafe kecil tersebut, Hirai mencoba berdamai dengan dirinya dan keluarganya. Cerita terakhir tentang istri dari seorang pemilik kafe (The Mother and Child), Kai yang memiliki penyakit lemah jantung dan harus memilih hidupnya atau anak yang sedang dikandungnya. Melihat kondisinya yang semakin lama memburuk, Kai memutuskan untuk pergi ke masa depan dengan keyakinan bahwa ia akan bertemu dengan anaknya di masa depan. Jadi, apakah kafe tersebut juga bisa membawa kita ke masa depan?

                Menurut saya, Toshikazu sangat pintar dalam membangun masing-masing karakter mereka. Jalan cerita yang begitu ringan dan sederhana dengan cepat akan mudah di mengerti meski bagian tema time-travel adalah hal yang sulit dipahami. Saya sendiri memang suka buku atau film yang terdiri dari cerita-cerita pendek yang saling berhubungan, sehingga buku ini sangat cocok untuk saya yang masih awam tentang konsep time-travel dengan cerita-cerita ringan disekitarnya. Selain itu, karakter Fumiko disini masih kurang dibangun sehingga terlihat hanya seperti orang asing bagi saya meski nantinya akan berpengaruh di cerita terakhir. Konsep time-travel disini juga masih tidak bisa dimengerti dan kurang luas ide ceritanya. Most of all, ceritanya seru dan menarik. Jangan lupa siap-siap tissue karena ada beberapa cerita yang akan menguras air mata anda dan mengharu biru.

                Awas, jangan sampai kopimu dingin saat ini.

Komentar